Halaman

Proyek P5RA

الاثنين، 3 يوليو 2023

Buku Panduan Materi MK

 

Berikut ini Buku Panduan materi Makanan Kontinental
Mapel PKWU fase F aspek Pengolahan Semester Genap

STRATEGI PROMOSI



STRATEGI PROMOSI




 
Materi Pendukung PKWU Fase F 
Aspek Pengolahan
MAN Kota Surabaya



Oleh : Teguh Koestantiningsih, S.Pd.

_______________________________________________________

STRATEGI PROMOSI


1. Promosi
Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup usaha serta meningkatkan kualitas penjualan yang secara tidak langsung akan meningkatkan kegiatan pemasaran dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Promosi adalah serangkaian aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan, mengiklankan dan mendorong penjualan produk atau layanan kepada target audiens. Tujuan utama dari promosi adalah untuk meningkatkan kesadaran, minat dan keinginan konsumen terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

2. Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan pasar, tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu sendiri seperti harga jual, kualitas dan kemasannya.
Dengan demikian perlu dilakukan strategi yang tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu strategi pemasaran yang dapat digunakan adalah 4P, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat) dan Promotion (Promosi). 

a. Product (Produk) Beberapa hal yang penting diperhatikan mengenai produk adalah : 
    1) Kualitas yang mampu menjawab dan memenuhi keinginan konsumen 
    2) Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar
    3) Penciptaan produk baru yang inovatif sesuai keinginan konsumen
    4) Penciptaan nilai tambah pada produk
   5) Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup (life cycle) panjang (jangan hanya booming sesaat)
Pengembangan produk yang telah diperkenalkan adalah untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas produk, misal produk makanan, yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya yang lebih baik  diharapkan  dapat  menjadikan produk yang  lebih cocok  untuk oleh-oleh. 

b. Price (Harga) 
Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan diantaranya, yaitu :
1) Mempertimbangkan harga pokok produksi
2) Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang dibidik
3) Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada di pasar. Pada produk ini, penetapan harga didasarkan pada harga pokok produksi dan harga produk pesaing.

c. Place (tempat) 
Beberapa pertimbangan dalam penetapan tempat menjual produk, dapat dilakukan sebagai berikut : 
1) Lokasi penjualan sebaiknya yang mudah dijangkau konsumen
2) Lokasi penjualan yang memiliki fasilitas yang memuaskan konsumen 
     3) Lokasi yang mempunyai nilai tambah diantaranya ada arena bermain anak dan keluarga, suasana belanja dan bertamasya, konsep “one stop shopping”. Produk ini dapat dijual di pusat oleh-oleh, di tempat wisata atau di restoran di tempat wisata. 

d. Promotion (Promosi) 
Beberapa saluran promosi yang digunakan dalam membantu meningkatkan penjualan produk, dapat melalui media sosial, blog dan atau website. Juga dapat dengan mengikuti bazar-bazar yang banyak dilakukan berbagai instansi/ organisasi di lingkungan sekitar. 

3. Strategi Promosi 
Pemasaran tidak hanya berhubungan dengan produk, harga produk, dan pendistribusian produk, tetapi berkait pula dengan mengkomunikasikan produk ini kepada konsumen agar produk dikenal dan pada akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi, yang terdiri dari empat komponen utama yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka. 
a. Periklanan (advertising) 
Merupakan sebuah bentuk komunikasi non personal yang harus memberikan imbalan/ pembayaran kepada sebuah organisasi atau dengan menggunakan media massa. Adapun media yang biasa digunakan adalah televisi, surat kabar, majalah, internet dan lain lain. 
b. Promosi penjualan (sales promotion) 
Merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan suatu produk atau jasa dimana diharapkan pembelian dilakukan sekarang juga. Wujud nyata kegiatan promosi penjualan misalnya adalah obral, pemberian kupon, pemberian contoh produk dan lain-lain 
c. Penjualan tatap muka (personal selling) 
Merupakan sebuah proses dimana para pelanggan diberi informasi dan penjelasan untuk membeli produk-produk melalui komunikasi secara personal dalam suatu situasi agar pelanggan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. 
d. Publisitas atau Hubungan Masyarakat 
Merupakan bentuk komunikasi non personal dalam bentuk berita sehubungan dengan organisasi tertentu atau tentang produk-produknya yang ditransmisi melalui perantara media massa dan tidak dipungut biaya sama sekali tetapi bukan juga cuma-cuma

4. Macam-macam Promosi
Promosi atau upaya yang dilakukan untuk memasarkan suatu produk baik barang ataupun jasa dalam dunia usaha sangat mutlak diperlukan. Promosi bertujuan tidak hanya memperkenalkan keunggulan produk saja, namun mencari cara agar calon konsumen tertarik dan membeli produk yang ditawarkan. Secara umum, promosi pada produk peralatan sistem teknik dapat dibedakan menjadi dua yaitu : Promosi langsung dan promosi tidak langsung.

a. Promosi langsung 
Promosi langsung merupakan upaya yang dilakukan dalam menawarkan produk secara langsung kepada konsumen. Cara promosi secara langsung biasanya menggunakan door to door atau bertemu langsung dengan konsumen melalui kegiatan, seperti bazar, pameran dan lain sebagainya. 
Kelebihan promosi secara langsung adalah konsumen dapat berinteraksi langsung dengan penjual. Hal ini dapat memudahkan konsumen untuk melihat produk yang ditawarkan. Selain itu, konsumen juga dapat meminta penjelasan secara langsung apabila belum memahami spesifikasi produk yang ditawarkan. Selain kelebihannya, promosi langsung memiliki kekurangan yakni terbatasnya jangkauan terhadap konsumen. Penjual hanya dapat bertemu konsumen di tempat-tempat tertentu. Promosi dengan cara ini tergolong promosi yang efektif karena banyak informasi yang diperoleh konsumen, terutama cara penggunaan suatu produk sehingga resiko kerusakan dapat diminimalisasi.

b. Promosi tidak langsung 
Promosi tidak langsung membutuhkan perantara berupa media sebagai sarana untuk menginformasikan produk yang akan dipasarkan. Beberapa jenis media yang biasa digunakan sebagai sarana promosi sebagai berikut :
1) Media cetak 
Promosi melalui media cetak masih banyak digunakan oleh para pelaku dunia usaha. Contoh promosi melalui media cetak seperti brosur, leaflet, spanduk, baliho, majalah dan koran. Jangkauan promosi melalui media cetak sebenarnya masih terbatas, namun karena biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau, promosi melalui media ini tetap menjadi promosi pilihan bagi para pelaku usaha. Hal ini bertujuan menjelaskan tentang spesifikasi, manfaat dan cara kerja produk yang ditawarkan.


2) Media elektronik 
Promosi melalui media elektronik biasanya melalui radio dan televisi. Meskipun jangkauan promosi media TV lebih luas, biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan jasa media elektronik ini masih relatif tinggi sehingga hanya usaha dalam skala besar saja yang mampu menggunakan promosi dengan media elektronik.
Biaya promosi melalui radio sebenarnya masih relatif terjangkau bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Terlebih, di beberapa daerah, promosi melalui radio masih cukup menjanjikan. Oleh karena itu, promosi melalui radio dapat menjadi alternatif pelaku usaha untuk memasarkan produknya melalui media elektronik. 

3) Media digital 
Promosi melalui media digital ini menggunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi. Promosi dengan cara ini merupakan promosi yang memiliki biaya paling minim dan mampu menjangkau konsumen secara luas. Seiring berkembangnya teknologi, beragam aplikasi media sosial pun mulai dikenal oleh masyarakat luas, promosi melalui media digital menjadi pilihan utama di era digital saat ini. Promosi dapat dilakukan baik melalui  website, blog, media sosial maupun melalui jasa layanan iklan berbayar di dunia maya.

Contoh Kegiatan Promosi
Produk yang ditawarkan memerlukan media yang tepat untuk sarana promosi produknya. Media promosi yang dapat digunakan untuk pemasaran produk  diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pertemuan Rutin 
Pertemuan rutin pada area paling kecil, misanya RT/ RW dan atau komplek perumahan dapat dijadikan media promosi produk yang efektif dan dilakukan dengan ijin promosi pada pertemuan tersebut. Pertemuan rutin itu dapat  berupa pertemuan PKK, dharma wanita, arisan dan lainnya. 
b. Pameran/ Bazar 
Saat ini banyak sekali diselenggarakan pameran/ bazar, baik oleh instansi/  lembaga tertentu, maupun pihak swasta dan perorangan. Ajang ini dapat digunakan untuk media promosi produk yang baik. Biaya yang dikeluarkan biasanya tidak terlalu besar, masih sangat terjangkau oleh skala usaha kecil dan menengah (UMKM) 

 c. Media Sosial 
Keberadaan media sosial saat ini sudah begitu menjamur, dimana berbagai kalangan sudah sangat familiar dengan facebook, twitter, instagram dan lainnya. Hal ini tentu dapat dimanfaatkan untuk media promosi yang efektif dan efesien. 

5. Tujuan Promosi 
Dalam memasarkan sebuah produk, tak jarang para pelaku usaha mengadakan acara khusus untuk mempromosikan produk unggulannya kepada masyarakat. Kegiatan tersebut sengaja dilakukan untuk mendukung strategi pemasaran sehingga produk yang dimilikinya semakin dikenal luas oleh semua lapisan masyarakat. Berbagai macam strategi promosi pun dilakukan para pelaku usaha untuk menarik minat calon konsumen dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand image produknya. Misalnya saja promosi besar-besaran melalui potongan harga (diskon khusus), memberikan sampel gratis untuk produk-produk terbaru, atau sekedar memberikan pelayanan khusus bagi para konsumen yang membeli produk dalam jumlah yang cukup besar. Namun, sebelum merencanakan dan menjalankan strategi promosi penjualan, sebaiknya tentukan terlebih dahulu tujuan promosi yang ingin dicapai. Hal ini penting agar program promosi yang direncanakan dapat sesuai dengan tujuan utama yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Berikut adalah beberapa tujuan utama mempromosikan sebuah produk. 
a. Memberikan daya tarik khusus bagi para pelanggan Promosi penjualan dalam sebuah acara sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar konsumen. Biasanya para pelanggan sengaja menanti event promosi sebuah produk untuk mendapatkan penawaran harga yang lebih murah. Kondisi inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen, sehingga mereka tidak segan untuk ikut bergabung dengan antrian yang cukup panjang atau turun langsung berdesak-desakan di lokasi promosi untuk mendapatkan produk unggulan yang sedang diobral besar-besaran. 

b. Meningkatkan angka penjualan 
Sebagian besar pelaku usaha sengaja mengadakan kegiatan promosi besar-besaran untuk meningkatkan volume penjualan dan mendapatkan omzet besar setiap bulannya. Biasanya strategi ini dijalankan para pelaku usaha yang memiliki stok persediaan barang di gudang cukup melimpah. Jadi, strategi promosi tersebut sengaja dilakukan untuk menghabiskan stok lama atau persediaan barang di gudang serta mempercepat perputaran uang agar dapat segera balik modal. 

c. Membangun loyalitas konsumen 
Tujuan pelaku usaha mengadakan kegiatan promosi tidak hanya untuk meningkatkan penjualan produk, namun juga untuk membangun loyalitas dari para konsumennya. Hal ini dilakukan untuk menjaring para konsumen yang awalnya hanya sekedar ingin coba-coba lalu menjadi pelanggan tetap yang akan menggunakan produk-produk yang dibuat secara berkelanjutan. Tentunya untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan strategi promosi jitu, misalnya saja dengan memberikan diskon 25% untuk pembelian selanjutnya, atau memberikan kupon khusus yang dapat ditukarkan dengan produk gratis setelah mengumpulkan lima buah kupon pembelian. Dengan hadiah menarik, maka konsumen pun semakin senang membeli produk-produk yang ditawarkan. 

6. Manfaat Promosi 
Promosi perusahaan memang sangat penting karena mempengaruhi hasil penjualan suatu produk atau barang dan tentunya sangat berdampak besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan. Strategi promosi sering digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan permintaan atau penjualan produk yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Sehingga dapat diperoleh informasi akurat dari para konsumen, mengenai respon produk yang ditawarkan. 
Berikut beberapa manfaat lain dari adanya kegiatan promosi : 
a. Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen 
b. Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk 
c. Mengetahui cara pengenalan dan penyampaian produk hingga sampai ke konsumen 
d. Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran 
e. Mengetahui strategi promosi yang tepat kepada para konsumen 
f. Mengetahui kondisi persaingan pasar dan cara mengatasinya 
g. Menciptakan image sebuah produk dengan adanya promosi 
 

7. Sasaran Promosi 
Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan promosi adalah menentukan sasaran promosi dengan tujuan agar promosi yang dilakukan sesuai dengan target pasar. Berikut ini kiat-kiat yang dapat membantu dalam melakukan promosi sehingga tepat sasaran, yaitu : 
a. Tentukan Target Pasar 
Langkah ini merupakan langkah pertama atau dasar dari segala bentuk promosi. Pelaku usaha harus cermat dalam melihat siapa saja konsumennya sehingga dapat menyesuaikan apa saja yang akan disampaikan, bagaimana penyampaiannya, kapan dan di mana dapat mempromosikan bisnis.
b. Tentukan Tujuan Promosi 
Menentukan tujuan promosi dilakukan untuk mengetahui langkah yang akan diambil. Wirausahawan dapat mengambil promosi dengan menawarkan berbagai produk yang paling banyak diminati, promosi dengan menampilkan diskon tertentu atau bahkan dapat memilih promosi dengan mengenalkan produk-produk terbaru.
c. Buat Isi Pesan yang Menarik 
Konsumen akan melihat dengan teliti pesan yang terkandung dalam promosi yang dilakukan. Isi pesan dalam promosi sangat penting, karena dalam penyampaiannya menentukan minat atau ketertarikan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Pesan yang diambil dalam melakukan promosi harus dicermati sehingga penggunaannya dapat dengan jelas maksud dan tujuannya. 
 

d. Pilih Sarana Promosi 
Sarana promosi ini harus dicermati agar konsumen sebagai target mengetahui dengan mudah isi pesan yang disampaikan. Terdapat 2 sarana dalam melakukan promosi yaitu personal dan non personal. Promosi personal ini dilakukan langsung berbicara dengan konsumen baik tatap muka ataupun via telepon. Cara ini dianggap paling efektif melihat konsumen dapat bertanya langsung tentang apa saja yang dibutuhkan dan informasi yang diberikan lebih jelas dan lengkap. Sedangkan promosi non personal dapat melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, E-Mail dan lain lain. Atau dapat melalui brosur, selebaran, banner dan sebagainya. Cara ini merupakan promosi berupa iklan yang dalam pengemasannya sebaiknya sangat atraktif atau menarik agar mengundang minat konsumen untuk mengetahui lebih dalam produk yang ditawarkan. Promosi yang dilakukan dengan cara ini akan memakan biaya cukup besar dalam menjalankannya. 
 

e. Buat Anggaran Promosi 
Kegiatan promosi tentunya memiliki anggaran tersendiri. Anggaran promosi ini dapat meninjau lebih lanjut efektivitas promosi yang dilakukan. Kegiatan promosi ini bertujuan untuk meningkatkan pemasukan dari bisnis yang dijalani. Jadi, anggaran promosi ini harus berbuah keuntungan lebih bagi bisnis  dikemudian hari. 

8. Metode Promosi
Mempromosikan sebuah produk adalah suatu tahapan yang cukup menantang bagi pelaku usaha. Promosi yang dilakukan haruslah tepat sasaran. Siapa yang akan menjadi konsumen utama produk yang dibuat, apakah anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Tentunya pelaku usaha tidak ingin menghambur-hamburkan uang untuk melakukan promosi yang kurang tepat sasaran. Berikut beberapa metode promosi yang murah tapi tepat sasaran :
a. Mulut ke mulut atau testimonial 
Cara ini merupakan cara tradisional yang masih terbilang efektif hingga sekarang. Cara yang paling mudah adalah dengan mengundang atau datang ke grup arisan ibu-ibu dan berikan contoh produk yang sudah dibuat. Berikan kemasan dan rasa terbaik dari contoh tersebut. Tetaplah jaga kualitas produk yang dihasilkan. Jangan sampai contoh yang diberikan lebih baik dari produk yang dijual. 

b. Promosi melalui jejaring sosial 
Dewasa ini orang sudah tidak asing lagi dengan facebook, twitter, wordpress, youtube dan lain-lain. Gunakanlah media sosial ini untuk mempromosikan produk yang dibuat karena gratis dan mudah untuk dioperasikan. Lakukan cara promosi ini dengan mengupload gambar-gambar produk yang dibuat. Berikan alamat dan nomor kontak unit usaha. Rajin-rajinlah untuk memberikan berita terbaru tentang unit usaha dan produk yang dibuat melalui media ini. 

c. Loyalty programs 
Promosi ini berupa pemberian point-point pada setiap pembelian. Jika pembeli sudah mencapai point tertentu, maka diberikan voucher atau diskon khusus kepada pembeli. 

d. Up-selling 
Up-selling adalah suatu cara mempromosikan suatu produk saat pembeli sedang berinteraksi dengan penjual. Misalnya dengan memberitahukan manfaat dari produk tertentu atau menu baru dengan diskon tertentu. Tapi perlu kehati-hatian saat melakukan up-selling, jangan sampai pembeli merasa dipaksa untuk membeli suatu produk. 
 

d. Mengadakan suatu acara 
Acara seperti lomba memasak, kursus memasak secara gratis, acara ulang tahun atau acara anak lainnya. Acara seperti ini dapat menarik pelanggan untuk datang secara sukarela. Berikanlah contoh-contoh produk atau promosi-promosi kepada pelanggan selama acara berlangsung. 

e. Email dan mobile marketing 
Mintalah alamat email atau nomor handphone pembeli jika ada, untuk memberikan berita terbaru tentang produk yang dibuat kepada pembeli. Tapi jangan lupa untuk menanyakan kepada pembeli apakah mereka bersedia untuk dihubungi melalui email atau sms jika terdapat promosi. Karena ada juga pembeli yang sering merasa terganggu untuk menerima promosi-promosi seperti ini. Dikhawatirkan pembeli justru akan lari jika memaksakan cara ini kepada mereka. 

f. Blog dan video 
Buatlah blog tentang produk yang dijual melalui blog gratis seperti wordpress atau blogger agar produk yang dimiliki dapat diketahui oleh masyarakat lebih luas. Jika mungkin buatlah video tentang keistimewaan produk yang dibuat dan upload di jejaring sosial seperti facebook atau youtube, sehingga pembeli merasa tertarik untuk datang.

g. Stiker promosi di tempat-tempat menunggu 
Stiker kecil, misal tentang produk dapat dibuat dan ditempelkan di tempat-tempat umum, terutama tempat-tempat dimana banyak orang menunggu dan antri seperti toilet, halte, dan angkutan kota. Atau juga dapat memberikan stiker mobil gratis di tempat parkir yang bertuliskan nama dan foto produk yang disediakan.
 

9. Teknik Promosi 
Promosi penjualan (sales promotion) merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan bagian integral dari proses pemasaran. Berbagai cara dilakukan untuk mempromosikan produk yang dibuat. Lingkungan bisnis saat ini telah menjadi sangat kompetitif karena meningkatnya jumlah pesaing yang menawarkan produk sejenis. Seorang wirausahawan harus mengetahui beberapa strategi penjualan untuk meningkatkan popularitas produk yang dihasilkan. Beberapa teknik promosi yang dapat dilakukan adalah : 
a. Memberikan kupon (Coupons) 
Teknik ini dilakukan dengan memberikan kupon yang memberi hak pada pemegangnya untuk mendapat pengurangan harga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu. Kupon dapat dikirim, disertakan atau dilampirkan pada produk, atau diselipkan dalam iklan di majalah dan koran. Kupon agar efektif sebaiknya memberikan potongan harga 15% sampai 20%. 
b. Price-of Deals/ Discount (Potongan harga) 
Teknik ini dilakukan dengan memberikan potongan harga langsung di tempat pembelian, biasanya potongan harga berkisar dari 10% -25%. 
c. Contest and sweepstakes (Kontes dan Undian) 
Teknik promosi yang dilakukan dengan memberikan hadiah berupa tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau barang-barang karena membeli sesuatu. Teknik ini dapat juga dilakukan dengan cara menyelenggarakan kontes tentang membuat jingle atau logo produk yang akan dibuat. 
d. Premium and advertising specialties (Promosi special) 
Teknik ini dilakukan dengan memberikan barang dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. 
e. Sampling and trial ofers (pemberian contoh produk) 
Merupakan teknik promosi dengan memberikan penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa. Sampel itu dapat dikirim dari rumah ke rumah, dikirim lewat pos, diambil di toko, disertakan pada produk lain atau dipajang dalam suatu penawaran iklan. Pemberian sampel adalah cara yang paling efektif dan paling mahal untuk memperkenalkan suatu produk baru. Beberapa teknik yang dipergunakan pada sampling adalah : 
1) In-store sampling yaitu pemberian contoh produk di dalam toko. 
2) Door-to-door sampling yaitu pemberian contoh produk dengan mendatangi konsumen satu per satu. Teknik ini lumayan mahal karena besarnya biaya tenaga kerja, tetapi dapat efektif jika pemasar mempunyai informasi lokasi yang sesuai dengan segmentasi dan target yang akan dicapai pada area tertentu. 
3) Mail sampling yaitu mengirimkan contoh produk melalui jasa pos. Teknik ini merupakan alternatif dari distribusi door-to-door. 
4) Newspaper sampling yaitu pengiriman contoh produk melalui surat kabar. 
5) On-Package sampling yaitu teknik dimana contoh barang disisipkan pada kemasan produk lain, sangat berguna untuk brands targeted. Contohnya pembelian produk utama berhadiah produk pelengkap 
6) Mobile sampling yaitu membawa keluar logo untuk menghiasi mall, area rekreasi, pekan raya dan pusat perbelanjaan. 
7) Brand (Product) placement adalah teknik promosi untuk mencapai pasar dengan memasukan produk pada sebuah acara televisi atau film. Sebagai contoh seorang artis melakukan kegiatan dengan menggunakan produk yang ditawarkan. 
8) Rebates (Rabat/ tawaran pengembalian tunai) yaitu memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi. Konsumen mengirim bukti pembelian tertentu kepada produsen. Dikenal dalam tawaran barang konsumsi, contoh beli tiga dapat gratis satu. 
9) Frequency (Continuity) programs yaitu teknik promosi yang mengarah kepada program-program yang berkelanjutan, seperti menawarkan konsumen discount atau hadiah produk gratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merk atau perusahaan yang sama. 
10) Event Sponsorship yaitu menjadi spronsor pada suatu event besar yang banyak didatangi oleh konsumen. Seperti pertandingan balap mobil, konser musik atau acara amal, menjadikan merk sangat ditonjolkan pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merk meningkat bersamaan dengan para penonton di acara tersebut.



Sumber :
Prakarya dan Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK  Kelas XI Semester 1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2017.

Materi di atas dapat diunduh 

Perhitungan Biaya


PERHITUNGAN BIAYA




Materi Pendukung PKWU Fase F 
Aspek Pengolahan
MAN Kota Surabaya



Oleh : Teguh Koestantiningsih, S.Pd.


__________________________________________________________________

PERHITUNGAN BIAYA


Perencanaan usaha yang baik sangat diperlukan agar usaha yang dijalankan dapat berhasil dengan gemilang. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha, lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya. Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan, termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional, sampai Harga Pokok Produksi, kemudian penentuan besaran margin sehingga bisa ditentukan berapa besar harga jualnya. 

Biaya yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi, yaitu biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/ gedung, dll), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama, bahan tambahan maupun bahan kemasan. 

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. 
Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga pokok produksi suatu produk. Kuantitas produk sangat memengaruhi harga pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efesiensi akan semakin bisa ditekan, dan harga pokok produksi yang didapatkan akan semakin kecil. 
 

Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan atas biaya overhead tetap, yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menentukan Harga Pokok Produksi (HPP). Harga Pokok Produksi (HPP) dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harga Jual Produk (HJP) diawali dengan penetapan HPP/unit dari setiap produk yang dibuat. HPP/unit adalah HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. 

Misalnya pada satu kali produksi dengan biaya Rp.5.000.000,- dihasilkan 250 buah produk, HPP/ unit adalah Rp.5.000.000,- dibagi dengan 250, yaitu Rp20.000,- Harga jual adalah HPP ditambah dengan laba yang diinginkan. Jika misalnya ditentukan margin keuntungan 30%, harga jualnya adalah HPP + (30% x HPP).

Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand Approach) 
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. 
2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach) 
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis. 
3. Pendekatan Pasar (Market Approach) 
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya dan lain-lain. Setelah dapat ditentukan harga pokok produksi (HPP), maka dapat ditentukan harga jual. Harga jual ini ditentukan dengan mempertimbangkan juga harga competitor dan besaran margin yang ingin diraih oleh perusahaan. Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. 
 

Setelah mengetahui cara menentukan harga pokok produksi dan harga jual, komponen tersebut bisa dimasukkan ke dalam sebuah proposal lengkap suatu usaha, atau biasa disebut proposal bisnis (business plan).

Dengan demikian dapat disimpulkan :
1. Investasi Alat dan Mesin 
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. 
2. Biaya Tidak tetap (Variabel) 
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. 
3. Biaya Tetap 
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. 
4. Total Biaya 
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. 
5. Harga Pokok Produksi (HPP) 
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. 
6. Harga Jual 
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan. 
7. Penerimaan Kotor 
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. 
8. Pendapatan Bersih (Laba) 
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya. 


 
Strategi Menetapkan Harga Jual
Menentukan harga jual produk yang paling sesuai dan tepat tidaklah mudah untuk wirausawan yang baru memulai usahanya. Harga jual sangat berkaitan dengan tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang ditetapkan. Jika menetapkan harga terlalu mahal, dikhawarirkan pelanggan akan tidak jadi membeli produk. Sedangkan jika menjual produk terlalu murah, maka akan menghasilkan laba dengan tingkat yang rendah. Menentukan harga jual yang asal-asalan akan meningkatkan resiko kerugian. Oleh karena itu, ketika akan menetapkan harga jual produk perlu melakukan suatu perhitungan yang matang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan harga jual suatu produk. Hal-hal yang harus diperhatikan di antaranya adalah faktor pelanggan, pesaing, biaya dan juga kemanfaatan untuk usaha. Faktor-faktor tersebut dijelaskan di bawah ini. 
a. Pelanggan
Pelanggan merupakan prioritas utama dalam usaha, jadi pastikan bahwa harga jual yang ditetapkan akan dapat di terima oleh pelanggan. Pelanggan akan dengan senang hati membeli produk yang ditawarkan jika harga yang diberikan terjangkau dan kualitas barang pun berbanding lurus dengan kualitas barang. 
b. Pesaing
Pastikan bahwa harga jual produk dapat bersaing dengan harga jual produk pesaing. Perhatikan tingkat keuntungan. Jangan mengambil keuntungan yang terlalu besar karena akan menyebabkan harga jual terlalu mahal. Ada baiknya menurunkan tingkat keuntungan sehingga harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan harga yang ditetapkan dengan pesaing. 
c. Biaya
Pastikan harga jual produkyang di tetapkan dapat menutup biayabiaya yang telah terjadi. Ini artinya harus benar-benar jeli dan teliti dalam menghitung biaya yang terjadi, pastikan bahwa tidak ada biaya yang tidak dimasukkan dalam perhitungan. Jika saja ada biaya yang tidak terhitung, akan menyebabkan harga yang tidak tepat, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan, bahkan akan menyebabkan kerugian. 
d. Kemanfaatan untuk usaha
Harga jual yang ditetapkan di nilai pantas jika harga dapat memberikan keuntungan yang di harapkan. Seandainya saja keuntungan yang diharapkan dapat tercapai, akan mempermudah dalam mengembangkan usaha yang sudah dirintis. 


Menentukan harga jual produk yang tepat perlu mendapat perhatian yang serius dalam memulai usaha. Jika harga yang ditetapkan terlalu mahal, keuntungan banyak tapi konsumen sedikit, demikan pula jika sebaliknya. Untuk itu, para wirausahawan harus jeli dalam menetapkan harga jual. Perlu strategi yang jitu dalam menentukan harga jual. Ada beberapa strategi dalam menentukan  harga  sehingga  harga yang ditawarkan masuk di akal para pembeli yaitu : 
a. Menentukan harga jual berdasarkan biaya produksi Cara ini sangat mudah dan paling disenangi oleh para wirausahawan. Caranya hanya dengan menghitung berapa total biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan margin keuntungan yang diinginkan, maka itulah harga jual produk tersebut. Contoh, misalkan harga pokok produksi sebesar Rp 20.000,-. Kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan misalnya sekitar 20%, maka harga jual produk tersebut Rp 20.000 + (Rp 20.000 x 20%) = Rp 24.000,- 
b. Menentukan harga jual berdasarkan kompetisi 
Cara kedua ini biasa dipakai oleh wirausahawan yang baru mau memulai usaha. Cara ini dilakukan dengan membandingkan harga jual kompetitor sebelum memutuskan untuk menetapkan harga jual produknya. Biasanya harga jual produk baru lebih murah dari produk sejenis yang telah ada sebelumnya. Meski lebih murah, biasanya tetap mendapat keuntungan. Bedanya, margin keuntungan yang didapat lebih sedikit dibanding kompetitor. Pada beberapa kasus, ada juga wirausahawan yang berani rugi saat menerapkan strategi harga jual berdasar kompetisi ini. Namun jika modal yang kita miliki paspasan jangan pernah menerapkan strategi ini. Karena, tentu saja usaha akan merugi jika menerapkan strategi kompetisi. Berbeda halnya jika modal yang dimiliki cukup besar. Tak menjadi masalah jika berprinsip rugi di awal usaha, karena selanjutnya bisa untung terus. 
c. Menentukan harga jual berdasar tujuan khusus 
Strategi terakhir, dengan menggunakan pendekatan tujuan khusus. Yakni, tujuan apa yang ingin dicapai dari harga jual tersebut. Apakah sekedar meningkatkan jumlah penjualan, atau mendongkrak image produk, atau karena hal lain. 

 




Sumber :
Prakarya dan Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK  Kelas XI Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2017.

Materi di atas dapat diunduh 

الأحد، 2 يوليو 2023

PENGEMASAN

 
PACKAGING/ PENGEMASAN
 
 


 
 
Materi Pendukung PKWU Fase F
Aspek Pengolahan
MAN Kota Surabaya
 
 
 
 
Oleh : Teguh Koestantiningsih, S.Pd.
 

_________________________________________________

 
PACKAGING/ PENGEMASAN
 
 
        Packaging atau yang dikenal dengan pengemasan memiliki fungsi yang sangat penting. Disamping melindungi produk, juga memberikan informasi yang diperlukan bagi konsumen. Sebelum membahas mengenai kemasan, ada baiknya mengenal berbagai jenis penyimpanan makanan agar bentuk atau ragam kemasan yang diperlukan dapat dipilih secara optimal.
 
Penyimpanan Produk Makanan
1. Penyimpanan makanan yang belum digoreng :
a. Simpanlah makanan ditempat kering dengan suhu ruangan.
b. Usahakan simpan makanan ditempat yang tertutup.
c. Jangan diletakkan makanan tumpang tindih dengan barang berat karena akan merusak bentuk makanan.
 
2. Penyimpanan makanan yang sudah digoreng :
a. Setelah digoreng, keringkan makanan agar minyaknya terpisah. Setelah dingin masukan kedalam toples food grade agar aman. Pastikan kondisi toples tertutup rapat sehingga makanan akan lebih tahan lama.
b. Tutuplah makanan dalam kondisi sudah dingin. Makanan yang disimpan dalam kondisi panas akan cepat basi.
c. Masukkan makanan dalam tempat yang tertutup rapat. Makanan yang dibiarkan terbuka teksturnya akan lebih mudah menjadi keras.
 
3. Penyimpanan produk makanan basah :
    Simpanlah produk di dalam lemari es karena produk tanpa bahan pengawet buatan, hanya sekitar kurang dari 1 hari dapat dinikmati.
 
4. Penyimpanan produk makanan berkuah :
a. Pisahkan isi dari kuahnya.
b. Panaskan kuah kurang lebih 6 jam sekali
 

 
        Setelah mengenal berbagai macam teknik penyimpanan makanan sekarang marilah mengenal tentang bahan kemas dan teknik pengemasan agar kemasan yang dibuat benar-benar dapat berfungsi dengan baik dan melindungi produk.
 
1. Bahan Kemas Olahan Makanan Internasional
        Kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen. Kemasan yang dibuat haruslah dapat menjaga mutu produk hingga sampai ke tangan konsumen. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu produk ketika mencapai konsumen seperti kondisi bahan mentah, metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Fungsi perlindungan produk menjadi perhatian penting bagi wirausahawan makanan internasional ketika menentukan bahan kemasan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Kemampuan atau daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan ataupun penumpukan.
b. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/ dingin, sinar/ cahaya matahari, bau asing, benturan/ tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
c. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifkasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
d. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
e. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
 

         Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka wirausahawan makanan internasional memiliki dasar pertimbangan dalam memilih bahan baku kemasan, desain kemasan dan jenis kemasan. Dalam rangka memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
a. Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
b. Bersifat non toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
c. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
d. Kuat dan tidak mudah bocor.
e. Relatif tahan terhadap panas.
f. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.

Cara-cara pengemasan berhubungan erat dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat mempengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:
    a. Frekuensi Pemakaian
    1) Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
    2) Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
    3) Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai dan digunakan untuk penyimpanan bahan makanan atau jenis makanan yang lain.
 
    b. Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
    1) Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).
    2) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
    3) Kemasan tersier dan kuarterner, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
 
    c. Sifat kekakuan bahan kemas
    1) Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.
    2) Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas dan logam.
    3) Kemasan semi kaku/ semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifatsifat antara kemasan feksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
 
    d. Sifat perlindungan terhadap lingkungan
    1) Kemasan hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
    2) Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
    3) Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi maupun pasteurisasi.
 
    e. Tingkat kesiapan pakai
    1) Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng dan sebagainya.
    2) Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder feksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
    3) Kemasan fleksibel.
 

 
2. Teknik Pengemasan Makanan Internasional
        Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemasan produk makanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat setiap harinya. Hampir setiap kegiatan berbelanja pasti menggunakan kemasan. Bahkan untuk menyimpan makanan di rumah pun masyarakat tidak dapat terlepas dengan kemasan. Untuk itulah, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam memilih sebuah kemasan produk yang sehat dan aman terutama untuk makanan.
 
        Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dilakukan oleh para produsen kemasan. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu, bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
 
        Seiring dengan berkembangnya berbagai bahan untuk membuat kemasan produk makanan, sekarang ini keamanan kemasan produk mulai diperhatikan oleh konsumen, terlebih lagi sekarang ini gaya hidup sehat telah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat tidak hanya memilih bahan baku yang digunakan untuk membuat menu makanan, namun kemasan produk sehat dan aman, jadi pilihan konsumen.
        
        Agar kemasan produk khususnya makanan dapat berfungsi dengan baik, maka bahan membuat kemasan produk makanan seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Tidak beracun
b. Kedap udara
c. Kedap air
d. Mudah dibuka dan ditutup
e. Anti mikroba
f. Mudah dibuang
g. Mencegah kebocoran produk
h. Tidak merusak lingkungan
i. Cocok dengan produk yang dikemas
j. Memenuhi kebutuhan ukuran, berat dan juga bentuk
 
        Penggunaan plastik sebagai wadah makanan atau minuman serta benda pendukung lainnya tentu sudah tak asing lagi. Perhatikanlah, di bagian bawah wadah plastik, terdapat kode-kode yang memiliki arti penting. Kode plastik ini memberikan informasi mengenai jenis bahan yang digunakan, kemungkinan daur ulang, serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan memahami kode-kode ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam penggunaan plastik dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
 
        Kode angka di plastik dapat menjadi petunjuk peruntukan sebuah produk. Jika penggunaannya tepat, tentu meminimalkan risiko kesehatan akibat penggunaan wadah plastik yang keliru. Plastik terdiri dari senyawa polimer yang tidak larut dalam makanan atau minuman. Akan berbahaya jika polimer terurai menjadi monomer dalam proses pemanasan atau pencucian wadah plastik. Polimer yang meleleh akan menghasilkan zat karsinogenik penyebab kanker. Itu sebabnya, penting untuk cermat dalam memilih produk kemasan berbahan plastik.
 

 
Arti dari kode-kode tersebut dapat dilihat di :


        Timbulnya kepedulian para konsumen terhadap keamanan kemasan produk tersebut, maka pelaku bisnis yang bergerak di bidang bisnis kuliner atau makanan harus menyediakan serta menggunakan kemasan produk yang sehat dan aman sesuai standar kemasan pangan dari pemerintah. Dengan kepedulian dari konsumen, produsen dan pelaku bisnis kuliner dalam menyediakan dan menggunakan kemasan produk yang sehat dan aman diharapkan bisa menjadi sebuah peningkatan yang baik dalam dunia bisnis kuliner di tanah air. Pelaku bisnis juga harus selalu mengutamakan kesehatan. Jadi dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner, pelaku bisnis tidak hanya mementingkan keuntungan dan kualitas produk semata, akan tetapi sisi kesehatan juga perlu diperhatikan.

        Makanan internasional biasanya menggunakan kemasan yang sudah dibuat secara modern. Fungsi kemasan pun lebih ditekankan pada kenyamanan dan kemudahan untuk dibawa. Bahan yang digunakan biasanya ramah lingkungan namun dapat tahan dalam jangka waktu lama. Namun, di beberapa rumah makan bahan makanan tradisional asli dari negaranya pun banyak digunakan. Bahkan kemasan ini memiliki arti tersendiri sesuai dengan event pembuatannya.
 



 
Sumber :
Prakarya dan Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK  Kelas XI Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2017.

Materi di atas dapat diunduh