PENGANTAR MAKANAN INTERNASIONAL

 



PENGANTAR MAKANAN INTERNASIONAL
 
 


Materi Pendukung PKWU Fase F
Aspek Pengolahan
MAN Kota Surabaya
 
Oleh : Teguh Koestantiningsih, S.Pd.


 
 _____________________________________________

PENGANTAR MAKANAN INTERNASIONAL
 
 
 
        Selama hidupnya, manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yaitu : sandang, pangan, dan papan. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, manusia mengerahkan kemampuannya untuk memanfaatkan bahan makanan dari lingkungan sekitarnya menjadi berbagai jenis masakan dengan cita rasa tinggi. Dunia yang terdiri dari berbagai bangsa dan negara masing-masing memiliki berbagai jenis makanan. Pada awalnya berbagai jenis makanan tersebut hanya bisa dinikmati di negara asalnya. Namun, berkat kemajuan teknologi, manusia tidak lagi hanya beraktivitas di satu tempat. Seringkali mereka harus melakukan aktivitas di luar daerah asalnya sehingga timbullah interaksi antar daerah bahkan antar negara.
       
1. Ide dan Peluang Usaha Makanan Internasional
        Di era globalisasi ini interaksi manusia antar negara menjadi semakin tinggi. Banyak warga negara asing yang keluar masuk ke suatu negara. Dalam kegiatannya tersebut, tentu saja orang membutuhkan makan untuk hidup. Bagi warga negara asing yang hidup di negara lain tentu saja merindukan masakan khas negaranya untuk bisa menikmati di tempat tinggal mereka saat ini. Demikian juga penduduk aslinya. Mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk dapat menikmati masakan dari negara lain. Hal ini membuka peluang usaha yang potensial untuk mendirikan usaha makanan internasional. Jika seseorang memiliki keahlian memasak dengan standar internasional yang bisa diterima semua orang, maka peluang usaha terbuka lebar untuknya.
 
        Semua orang butuh makan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, membuka warung makan atau restoran atau rumah makan menjadi sebuah pilihan bisnis yang sangat baik dan dapat menjadi bisnis yang dapat diharapkan. Dengan dibukanya Indonesia menjadi salah satu daerah tujuan wisata, tentu saja banyak turis-turis mancanegara yang berkunjung dan ingin makan makanan yang berasal dari negaranya. Jika dicermati dengan baik, hal ini menjadi peluang yang sangat baik untuk berwirausaha makanan internasional.
 
 
        Banyaknya jenis makanan internasional tentu saja akan membuat wirausahawan pemula akan bingung untuk menentukan jenis makanan yang akan dibuat. Sebelum memulai usaha makanan internasional, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
a. Tentukan jenis makanan internasional yang akan dibuat
Menentukan jenis makanan internasional dapat dilihat dari banyaknya asal negara turis yang datang berkunjung. Selain itu, perlu juga dilihat ketersediaan bahan makanan di lingkungan sekitar. Sehingga dapat diketahui jenis makanan yang dibuat sesuai dengan keinginan pasar dan bahan baku pun mudah untuk didapat.

b. Mengolah makanan dengan tepat
Cita rasa yang lezat menjadi salah satu faktor penentu suksesnya bisnis kuliner. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengolah makanan dengan tepat. Pelajarilah cara mengolah makanan dari negara asal, sehingga diperoleh cita rasa yang hampir mirip dengan negara asalnya.

c. Gunakan bumbu yang tepat
Ada beberapa jenis makanan internasional yang menggunakan bumbu asli dari negara asal. Jika memungkinkan gunakan bumbu yang asli. Namun jika tidak memungkinkan gantilah dengan menggunakan bumbu sejenis yang ada di lingkungan sekitar. Kita juga melakukan kreasi menggunakan bumbu yang disesuaikan dengan selera masyarakat sekitar. Inovasi dalam mengolah bumbu-bumbu makanan internasional harus selalu dilakukan sehingga makanan yang dibuat memiliki cita rasa yang nikmat dan disukai pasaran.

d. Carilah lokasi yang tepat
Dalam memilih lokasi usaha, pilihlah lokasi usaha yang strategis yang mempermudah calon pembeli datang ke warung makan atau restoran. Usahakan lokasi tempat usaha terlihat dengan jelas, mudah untuk dicapai dengan transportasi umum dan memiliki lokasi parkir yang memadai.

e. Tentukan harga yg bersaing
Ketika memulai usaha, sebaiknya tidak mamasang tarif yang terlalu mahal. Berikan harga promo di minggu-minggu atau bulan-bulan awal sehingga akan banyak pengunjung untuk datang ke warung atau restoran yang baru dibuka.

f.  Berikan pelayanan prima
Berikan pelayanan yang berkualitas baik, misalnya melayani dengan cepat, cekatan dan ramah. Hal ini akan membuat pelanggan merasa puas dan akan selalu ingat. Sehingga mereka akan dengan senang hati selalu datang ke warung atau restoran kita. Kenalilah pelanggan tetap agar mereka merasa senang karena diperhatikan. 

g. Konsisten dalam pelayanan
Buka dan tutuplah warung atau restoran dengan jadwal yang tetap. Jika ada perubahan jadwal berilah pemberitahuan sebelumnya, sehingga pelanggan tidak merasa kecewa karena datang ke warung atau restoran yang tutup. Selain itu berikan harga yang tetap. Jika ada kenaikan harga bahan makanan dapat disiasati dengan memberikan makanan dengan porsi yang sedikit diperkecil. Konsistensi dalam kualitas melayani pelanggan, menjaga kebersihan dan menjaga kualitas rasa sangat dibutuhkan dalam usaha makanan internasional yang baru dibuka sehingga disenangi pembeli.

Dalam menciptakan peluang usaha pengolahan makanan banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya :

1. Ide Usaha
    Beberapa faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah :
    a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri, antara lain :
        1) Pengetahuan yang dimiliki.
        2) Pengalaman yang pernah dilalui.
        3) Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai pelajaran.
        4) Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
    Faktor internal seseorang dapat dapat menimbulkan kreatiftas yang menjadi ide dalam menciptakan suatu inspirasi produk untuk memanfaatkan alam sekitarnya agar menjadi peluang usaha.
    b. Faktor eksternal, yaitu hal – hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain:
        1) Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan.
        2) Kesulitan yang dihadapi sehari–hari.
        3) Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
        4) Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
 
 
2. Risiko Usaha
Resiko usaha yaitu kegagalan atau ketidak berhasilan dalam menangkap peluang usaha. Dalam usaha makanan, resiko untuk mengalami kerugian bahkan kebangkrutan terbuka lebar. Oleh karena itu sebelum memulai usaha, kita harus menganalisa risiko yang ada. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena :
a. Permintaan (perubahan mode, selera dan daya beli).
b. Perubahan kongjungtur (perubahan kondisi perekonomian yang pasang surut).
c. Persaingan.
d. Akibat lain, seperti : bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi dan lain-lain.


Namun sesungguhnya ada berapa unsur yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko usaha yaitu :
a.   Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelola usaha, peluang dan kekuatan berwirausaha.
b.   Adanya keinginan kuat untuk berprestasi, dorongan berinisiatif dan motivasi untuk melaksanakan strategi usaha.
c.   Adanya kemampuan merencanakan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
d.   Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah modal usaha untuk memperoleh keuntungan.
 
Selain unsur-unsur tersebut di atas kemampuan seorang wirausawan dalam pengambilan resiko dapat meminimalisir risiko usaha tersebut. Tugas seorang wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut :
a.   Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang
b.   Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen
c.   Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen
d.   Memberikan kepercayaan kepada pembuat produk yang lebih kecil
e.   Mengumpulkan informasi usaha
f.    Mengurangi resiko usaha
 
Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga harus memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar.
 
 
3. Keberhasilan dan Kegagalan Dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan
        Dalam melakukan usaha ada dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa bila mengalami kegagalan. Ia akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya. Seorang wirausahawan yang tangguh akan menggunakan kegagalannya sebagai pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa. Demikian pula dengan keberhasilan. Jangan sampai keberhasilan yang diperoleh membuat kita terlena sehingga tidak mau lagi melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan keberhasilan usaha.
 
        Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang wirausahawan itu dikatakan berhasil atau gagal. Sebagai seorang wirausahawan, keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang. Ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat mencapai hasil yang baik, tetapi di waktu yang lain ia kurang berhasil. Untuk itu perlu diidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan ia gagal atau berhasil.
  
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya sebagai berikut :
a.   Keyakinan yang kuat dalam berusaha
b.   Sikap mental yang positif dalam berusaha
c.   Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri
d.   Tingkah laku yang bertanggungjawab
e.   Inovatif dan kreatif
f.    Keunggulan dalam menjalankan usaha
g.   Sasaran yang tepat dalam memulai usaha
h.   Pengelolaan waktu yang efektif dan efsien
i.     Pengembangan diri
j.     Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan
 
Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut:
a.   Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
b.   Kurang berambisi
c.   Tidak disiplin
d.   Pendidikan yang tidak cukup
e.   Sikap selalu menunda-nunda
f.    Kesehatan terganggu
g.   Kurang tekun
h.   Kepribadian yang negatif
i.     Tidak jujur
j.     Tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
 
 
      Selanjutnya faktor non teknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan diantaranya :
a.   Perencanaan
Usaha makanan harus dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Rencanakan jenis makanan, lokasi usaha, penyedia bahan makanan, alat yang dibutuhkan dan lain-lain.
b.   Menetapkan tujuan
Tujuan pengolahan makanan harus jelas, apakah usaha makanan yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan profit (keuntungan).
c.   Adaptasi
Tantangan dan persaingan dalam bisnis usaha makanan tidak ada habisnya. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dalam mengatasi tantangan-tantangan. Kemampuan seorang wirausahawan dalam menghadapi  tantangan dapat menentukan apakan usaha dapat  bertahan atau tidak.
d.   Inovasi
Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan. Seorang wirausawan makanan harus terus-menerus fokus untuk selalu melakukan inovasi dan peningkatan mutu agar pelanggan selalu merasa terikat dengan usaha makanan yang dirintis baik dalam hal rasa, bentuk maupun pelayanan.
e.   Pemasaran
Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan. Walaupun produk makanan yang kita hasilkan memiliki cita rasa yang enak dengan kualitas yang prima, namun jika pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk maka usaha yang kita jalani tidak akan berlanjut.
f.    Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha.
 
 
4. Pemetaan Peluang Usaha
        Ancaman dan peluang akan selalu ada dari suatu usaha, oleh sebab itu penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan yang terjadi dan kemampuan dalam beradaptasi dari suatu usaha agar bisa tumbuh dan bertahan dalam ketatnya persaingan. Oleh karena itu sebelum melakukan usaha, seorang wirausahawan harus melakukan pemetaan peluang usaha. Pemetaan peluang usaha dilakukan untuk menemukan peluang usaha dengan memanfaatkan potensi yang ada. Pemetaan usaha juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi usaha yang ada dan berapa lama suatu usaha dapat bertahan.
 
        Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan daerah demi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan kewilayahan dan pemerataan. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif diantaranya adalah dengan melakukan analisa SWOT.
 

        Analisis SWOT sebagai Kelayakan Usaha yaitu sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha. Setiap kegiatan untuk memulai usaha harus mengukur kemampuan terhadap lingkungan atau pesaing melalui SWOT.

        Analisis SWOT merupakan singkatan dari analisis kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats). SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT pada usaha makanan internasional didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini didahului oleh proses identifkasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.
 
        Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha sebagai alat penyusun strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha dalam jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat. Analisis SWOT dapat dilakukan dengan mewawancarai pengusaha dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi dan teknik produksi untuk mengidentifkasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha.
 
        Analisa SWOT adalah suatu analisa terhadap lingkungan internal dan eksternal wirausaha atau perusahaan, dimana analisa internal lebih menitikberatkan pada kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), sedangkan analisa eksternal untuk menggali dan mengidentifkasi semua gejala peluang (Opportunity) yang ada dan yang akan datang serta ancaman (Threat) dari kemungkinan adanya pesaing atau calon pesaing.
 
        Contoh analisis SWOT pada makanan, misalnya rendang. Rendang merupakan salah satu jenis makanan yang diminati oleh hampir seluruh lapisan masyarakat sehingga peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembuatan rendang. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi, antara lain hampir sebagian besar masyarat Indonesia menggunakan menu rendang untuk acara pesta maupun untuk dikonsumsi sehari-hari berdampak secara langsung kepada upaya pemenuhan kebutuhan makanan bagi masyarakat. Kondisi ini membuat pedagang rendang tidak membutuhkan usaha khusus untuk memasarkan produknya. Pembeli akan datang langsung ke tempat pedagang rendang baik yang di rumah makan maupun di rumah dalam bentuk usaha catering.
 
        Analisis SWOT didahului oleh proses identifkasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan. Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pedagang rendang dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi dan teknik pembuatan rendang untuk mengidentifkasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha.
  
Hasil contoh studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembuatan rendang sebagai berikut :
a. Analisis Kekuatan (Strength)
1) Rendang merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
2) Harga jual bersaing.
3) Bahan-bahan untuk pembutan rendang mudah dicari.
    Hal yang perlu dilakukan setelah analisis :
1) Terus mempertahankan kualitas rasa, jangan sampai berubah.
2) Usahakan terus untuk mempertahankan harga.
3) Semakin menonjolkan keuggulan rendang yang akan dipasarkan tidak menggunakan bahan pengawet dan dijamin sehat.
 
b. Analisis Kelemahan (Weakness)
1) Harga bahan-bahan seringkali tidak stabil.
2) Daging sapi seringkali dicampur dengan jenis daging lain.
    Hal yang perlu dilakukan setelah analisis :
1) Tonjolkan pada bentuk rasa sehingga walaupun porsinya tidak besar, tetapi karena harganya murah maka akan tetap memiliki daya tarik bagi pembeli.
2) Telitilah dalam membeli daging. Kenali bentuk daging sapi asli dan daging lain (misalnya babi) dan bentuk daging sapi yang sudah dicampur dengan daging yang lain.
 
c. Analisis Kesempatan (Opportunity)
1) Dapat melayani pesanan pesta atau catering.
2) Dapat membuka warung makan atau restoran dengan menu khas rendang yang lezat.
Hal yang dapat dilakukan setelah analisis :
1) Menyiapkan dan mulai menawarkan rendang pada pelanggan yang membutuhkan baik untuk pesta, event tertentu maupun untuk makanan sehari-hari. Mulailah membuat rencana pemasaran rendang dari rumah ke rumah atau melalui jasa online.
2) Mulai membuat rencana untuk membuka warung atau rumah makan yang membuat menu rendang.
 
d. Analisis Ancaman (Threat)
1) Semakin banyak pesaing muncul bila rendang buatan kita disukai konsumen.
2) Kemungkinan harga pesaing lebih murah dari harga yang kita tawarkan.
        Hal yang dapat dilakukan setelah analisis :
1) Menjaga kualitas rendang yang kita buat sehingga pelanggan tetap akan datang ke tempat usaha makanan kita dan tidak akan berpaling dengan usaha makanan rendang yang lain.
2) Jangan terlalu cepat menaikkan harga jual ketika harga bahan baku (daging) sedang naik di pasaran. Kita dapat tetap menggunakan harga lama dengan kualitas rasa yang tetap namun dengan porsi yang lebih diperkecil.
 
Hasil studi analisis SWOT untuk usaha pembuatan rendang diurutkan berdasarkan tingkatan nilai tertinggi. Analisis SWOT berupa hasil perhitungan nilai faktor internal dan eksternal, yaitu perhitungan S – W sebagai sumbu horizontal yang merupakan hasil pengurangan antara kekuatan – kelemahan dari faktor internal dan perhitungan nilai O – T sebagai sumbu vertikal, yaitu peluang dikurangi ancaman menghasilkan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha pembuatan rendang. Data tersebut dan setelah dilakukan analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha pembuatan rendang memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman. Strategi yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut.
a. Memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal untuk meningkatkan kualitas masakan sehingga memenuhi kebutuhan dan selera pembeli.
b. Meningkatkan kualitas rasa dan tampilan pengemasan.
 

5. Sumber daya yang Dibutuhkan dalam Usaha Makanan
        Usaha makanan dapat memanfaatkan sumber daya alam. Namun untuk membuat sebuah produk, bukan hanya sumber daya alam saja yang dibutuhkan. Sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat usaha makanan adalah :
a. Man (manusia)
    Dalam sebuah kegiatan usaha, manusia adalah faktor paling penting. Sebab manusia adalah pelaku yang melaksanakan proses kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam usaha makanan berupa tenaga kerja terdidik dan terlatih.
b. Money (uang)
    Uang dibutuhkan untuk membiayai semua kebutuhan yang diperlukan selama proses produksi. Seperti untuk membiayai pembelian bahan baku yang akan diolah, perawatan mesin produksi dan menggaji para karyawan.
c. Material (bahan)
    Material adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah usaha. Material terdiri dari bahan mentah, bahan setengah jadi dan bahan jadi. Biasanya untuk membuat makanan digunakan bahan mentah untuk kemudian diolah menjadi bahan jadi untuk dijual.
d. Machine (peralatan)
    Machine (mesin) adalah salah satu sarana yang sangat diperlukan dalam sebuah proses produksi. Saat ini seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin canggih, alat-alat yang mendukung proses produksi pun juga turut menjadi lebih canggih, sehingga dapat menghemat biaya dan tenaga bahkan dapat membuat bentuk dan tampilan produk menjadi lebih bagus.
e. Method (cara kerja)
    Metode adalah penetapan kerja atau tips-tips untuk tercapainya tujuan dalam sebuah proses produksi. Seorang wirausahawan harus memiliki pengetahuan tentang cara kerja pembuatan suatu produk makanan untuk menghasilkan produk yang baik sehingga produk yang dihasilkan lebih memuaskan.
f. Market (pasar)
    Pemasaran menjadi tujuan akhir dari produksi makanan. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting karena apabila pemasaran tidak berjalan lancar, modal produksi tidak akan kembali dan proses produksi terpaksa akan dihentikan. Jika proses produksi dihentikan maka wirausahawan akan kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu seorang wirausahawan dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memasarkan suatu produk sehingga produk yang dihasilkan dengan mudah dapat dikenal olah konsumen.
g. Information (Informasi)
    Proses produksi tidak akan berkembang dengan sempurna jika tidak didukung oleh informasi yang baik dari orang yang lebih berpengalaman maupun dari berbagai media, seperti internet, buku, majalah maupun koran.
 

 
6. Faktor-Faktor Produksi
Suatu produksi tidak akan berjalan tanpa adanya faktor-faktor produksi atau sumber daya ekonomi. Faktor produksi adalah setiap benda atau jasa yang digunakan untuk menciptakan, menghasilkan atau meningkatkan nilai guna suatu barang atau jasa. Faktor-faktor produksi merupakan sumber daya ekonomi yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi dibedakan menjadi empat macam yaitu faktor produksi alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Keempat faktor tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan. Faktor produksi alam dan tenaga kerja termasuk faktor produksi asli. Faktor produksi modal dan kewirausahaan termasuk faktor produksi turunan.
 
        Dalam melaksanakan wirausaha makanan internasional faktor-faktor produksi yang dibutuhkan diantaranya :
a. Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk melaksanakan produksi. Faktor produksi alam yang digunakan untuk usaha makanan internasional adalah:
1) Air. Air dapat digunakan untuk mencuci alat dan bahan makanan, memasak, dan minum.
2) Tanah. Dapat digunakan sebagai lokasi usaha.
3) Iklim dan udara, sangat berpengaruh pada usaha makanan. Misalnya untuk daerah dingin, buatlah makanan yang dapat menghangatkan tubuh.
4) Tumbuh-tumbuhan dan hewan, merupakan faktor produksi utama dalam usaha makanan internasional. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan dapat digunakan sebagai bahan makanan internasional. Selain itu, hewan juga dapat digunakan untuk mengangkut bahan makanan.
 
b. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah segala kemampuan yang dimiliki manusia, baik jasmani maupun rohani yang digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi tenaga kerja yang digunakan pada usaha makanan internasional adalah :
1) Tenaga Kerja Jasmani
    Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik berupa keterampilan dan merupakan tenaga kerja pelaksana. Tenaga kerja jasmani dapat dibagi berdasarkan pendidikan dan latihan yang dimiliki oleh tenaga kerja,  yang dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
  a) Tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus sebelum memasuki dunia kerja misalnya chef (ahli masak).
    b) Tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang memerlukan latihan keterampilan sebelum memasuki dunia kerja, misalnya tukang masak.
    c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour) adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan keterampilan sebelum memasuki dunia kerja, contohnya tukang sapu dan pesuruh.
 2) Tenaga Kerja Rohani
    Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan intelektual dalam melakukan aktivitasnya, contohnya manager pemasaran.
 
c. Faktor Produksi Modal
    Faktor produksi modal adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa ataupun dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi modal yang digunakan dalam usaha makanan internasional adalah sebagai berikut:
1) Menurut wujudnya, modal dapat dibedakan menjadi :
a) Modal barang (capital goods) adalah modal berwujud barang yang digunakan untuk proses produksi, seperti bangunan untuk warung/  rumah makan/ restoran, alat memasak, kursi dan meja untuk makan, bahan mentah, dan alat-alat kantor.
b) Modal uang (money capital) adalah daya beli modal yang berbentuk uang sebelum diubah menjadi modal barang seperti uang tunai, simpanan di bank dan saham.
 
2) Menurut fungsinya, modal dibedakan menjadi :
    a) Modal perorangan (privat capital) adalah modal yang menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, seperti tabungan di bank dan hasil usaha dagang.
b) Modal masyarakat (social capital) adalah modal yang dipakai dalam proses produksi dan berguna bagi masyarakat umum, jalan masuk ke lokasi usaha.
 
3) Menurut sifatnya, modal dibedakan menjadi :
a) Modal tetap (fixed capital) adalah barang-barang modal yang dapat digunakan beberapa kali proses produksi seperti tempat usaha, alat memasak dan kendaraan.
b) Modal lancar (variable capital) adalah barang -barang atau alat-alat yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi, seperti bahan makanan, kuitansi, daftar menu untuk pemesanan makanan.
 
4) Menurut bentuknya, modal dibedakan menjadi :
a) Modal nyata (konkret) adalah barang modal yang nyata atau berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Contoh: peralatan memasak dan bahan baku.
b) Modal tidak nyata (abstrak) adalah barang modal yang tidak dapat dilihat tetapi dapat menunjang produksi. Contohnya, keahlian dan kepercayaan dari orang lain.
 
5) Menurut sumber modal, modal dibedakan menjadi :
a) Modal sendiri adalah modal yang berasal dari kekayaan sendiri. Contohnya : tabungan, saham, dana cadangan.
b) Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari pinjaman orang lain/ lembaga lain yang harus dibayar dengan bunganya. Contohnya: hutang bank jangka pendek/ jangka panjang, pinjaman koperasi, pinjaman dari perusahaan lain.
 
d. Faktor Produksi Kewirausahaan
        Faktor produksi kewirausahaan adalah faktor produksi yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam menentukan faktor-faktor produksi. Faktor produksi kewirausahaan sangat diperlukan dalam mengendalikan dan mengelola usaha makanan internasional. Seorang wirausahawan harus memiliki keahlian sebagai berikut :
1) Keahlian memimpin (managerial skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang wirausahawan dalam memimpin usaha makanan internasional.
2) Keahlian teknologi (technological skill) adalah keahlian yang bersifat teknis ekonomis yang diperlukan wirausahawan dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama dalam produksi makanan internasional.
3) Keahlian organisasi (organization skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang wirausahawan untuk mengatur berbagai usaha dalam usaha makanan internasional baik ke dalam maupun ke luar.
       
 
Jiwa kewirausahaan bukan merupakan kemampuan yang sudah jadi, artinya seorang wirausahawan membutuhkan proses dan waktu agar jiwa kewirausahaan sungguh-sungguh tertanam dalam dirinya. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membina kewirausahaan adalah :
1) Membuat program kerja (perencanaan) yang jelas dan tepat.
2) Mengadakan pengorganisasian (pengaturan) dan pengawasan yang ketat terhadap faktor-faktor produksi.
3) Memberikan jaminan kesejahteraan yang memadai terhadap para karyawan agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
 

 
7. Perencanaan Pemasaran Usaha Makanan
        Di era globalisasi ini, masyarakat pada umumnya mempunyai pola hidup yang sibuk sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk menyiapkan makanan. Hal ini mengarah pada meningkatnya permintaan untuk makanan baik yang hampir siap maupun yang siap makan. Selain itu, rasa keingintahuan yang meningkat terhadap citarasa baru menawarkan peluang untuk masakan daerah dengan citarasa internasional. Konsumen di beberapa negara semakin lebih terbuka terhadap makanan internasional. Rasa yang dipadukan dengan makanan daerah semakin populer. Hal ini membuka peluang yang sangat besar untuk berwirausaha makanan internasional.
 
        Langkah awal sebelum memulai sebuah usaha makanan internasional adalah menentukan segmentasi pasar. Seorang wirausahawan makanan internasional harus pandai-pandai menciptakan inovasi menu makanan dan minuman yang sesuai dengan segmen konsumen yang akan dibidik. Bila kurang jeli dengan minat pasar yang ada, bisa dipastikan produk kuliner yang dijajakan tidak akan berhasil diterima konsumen. Ada dua faktor utama yang bisa dimanfaatkan untuk menentukan segmentasi pasar dalam merencanakan pemasaran makanan internasional yaitu :
 
a. Lokasi Usaha
Segmentasi pasar bisa dibedakan berdasarkan lokasi usaha tersebut berada. Oleh sebab itu, perhatikan kebutuhan dan minat konsumen di sekitar lokasi usaha agar produk yang ditawarkan sesuai dengan permintaan para konsumen. Sebagai contoh, macam menu yang ditawarkan di kantin sekolah tentu tidak akan sama dengan menu makanan yang berlokasi di daerah perkantoran.
 
b. Harga Jual
Harga jual produk juga menjadi salah satu faktor utama dalam membedakan segmentasi pasar. Sebagai contoh, harga makanan di lokasi pelajar tentu lebih murah dari harga yang ditawarkan untuk karyawan. Para pelaku usaha biasanya membagi target pasar menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok konsumen bawah, konsumen menengah dan konsumen segmen atas. Strategi pemasaran untuk setiap target pasar tentu saja berbeda. Konsumen kalangan bawah dapat ditawarkan menu makanan pokok dengan harga jual yang terjangkau. Sedangkan untuk konsumen menengah, bisa memadukan antara makanan dan minuman internasional dengan harga jual yang tidak terlalu mahal. Dan untuk kalangan segmen atas, yang terpenting adalah pelayanan prima dan kelezatan cita rasa kuliner yang disajikan. Segmen atas biasanya tidak memikirkan uang yang mereka keluarkan namun yang terpenting adalah kepuasan yang bisa mereka dapatkan. Dengan menentukan segmentasi pasar sebelum memulai usaha, maka secara tidak langsung telah memilih fokus usaha yang ingin dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing dan strategi pemasaran yang paling efektif untuk memulai usaha makanan internasional.
 
 
        Dalam menjalankan usaha makanan, bukan cuma modal dan produk berkualitas saja yang dibutuhkan, tetapi aspek pemasaran juga sangat dibutuhkan agar bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan omset sesuai target yang telah ditetapkan. Usaha makanan merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi cukup besar. Sudah banyak pelaku usaha yang berhasil menggeluti usaha ini. Namun tidak sedikit pula pelaku usaha makanan yang gagal karena strategi pemasaran yang digunakan kurang tepat. Oleh karena itu untuk menghindari risiko bangkrut harus direncanakan strategi pemasaran usaha makanan yang tepat.
 
Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah :
a. Buatlah nama untuk bisnis makanan semenarik mungkin. Nama usaha akan menjadi image yang akan tertanam pada konsumen, sehingga mereka mudah untuk mengingat usaha makanan yang dibuat. Oleh karena itu sebelum membuka usaha makanan, siapkanlah nama usaha makanan yang menarik, unik, dan mudah diingat oleh para konsumen. Disamping itu sesuaikan nama dengan usaha yang dijalankan dengan daerah asal makanan. Nama usaha dapat ditempatkan di depan lokasi usaha dengan menggunakan neon box ataupun X Banner dengan ukuran yang besar dan mudah terlihat agar konsumen yang kebetulan lewat, tertarik untuk mampir membeli produk makanan yang ditawarkan.
 
b. Perkenalkan usaha olahan makanan kepada masyarakat. Mulailah pemasaran dengan mengenalkan makanan yang dibuat kepada masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat acara dan mengundang masyarakat luas untuk berkunjung ke lokasi usaha. Selain itu pemasaran juga bisa dilakukan dengan mengambil karyawan yang bertempat tinggal di sekitar lokasi. Secara tidak langsung karyawan tersebut akan mempromosikan tempat kerja mereka kepada kerabat serta rekan mereka. Pada kesempatan tersebut dapat juga dilakukan survey untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan produk dari pendapat konsumen secara langsung melalui angket. Dengan demikian kita dapat selalu mengadakan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen.
 
c. Berikan potongan harga untuk acara tertentu, contoh pada saat grand opening, ulang tahun usaha tersebut dan lain-lain. Selain itu dapat juga memberikan paket harga khusus pada saat hari-hari tertentu, misalnya memberikan harga paket keluarga dihari raya seperti lebaran atau tahun baru. Potongan harga atau harga paket khusus akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen untuk berkunjung ke tempat usaha. Gunakanlah brosur, pamfet ataupun spanduk untuk mempromosikan hal tersebut.
 
d. Membangun jaringan dengan usaha lain yang dapat mendukung usaha makanan yang dibuat. Jaringan merupakan pemasaran yang sangat efektif. Cara membangun jaringan bisa dilakukan dengan memberikan tes produk pada rekan atau kerabat, misalnya dengan mengajak rekan dan kerabat untuk berkunjung mencicipi makanan yang dibuat. Jika rekan dan kerabat tertarik dengan produk tersebut, mereka akan senang jika diajak untuk bekerja sama dengan usaha yang sudah dibuat. Begitu banyak peluang yang akan muncul, bila memiliki jaringan usaha yang cukup luas.
 
e. Menciptakan inovasi pada menu-menu yang ditawarkan Untuk menghindari kejenuhan konsumen, ciptakan inovasi pada menu– menu yang ditawarkan minimal 6 bulan sekali. Banyaknya variasi menu yang ditawarkan, akan menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya usaha bakso, malang bisa diberikan inovasi dengan menambah menu bakso isi keju, bakso isi telur, bakso isi buah, hingga bakso ikan dan bakso udang. Menu yang bervariasi akan menarik minat masyarakat untuk mengunjungi warung usaha bakso yang sudah dirintis.
 
f. Meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam memberikan pelayanan bagi para konsumen, perhatikan waktu penyajian makanan, kualitas cita rasa makanan serta kebersihan dan keamanan tempat usaha. Konsumen akan merasa tidak nyaman jika menunggu penyajian makanan yang terlalu lama. Untuk itu usahakan untuk tepat waktu dalam memberikan pelayanan. Selain itu jaga kualitas cita rasa makanan yang diproduksi, sehingga konsumen tidak kecewa jika makanan yang mereka pesan ternyata tidak enak. Jagalah kebersihan serta keamanan lokasi usaha makanan yang dibuka, sehingga konsumen yang makan merasa nyaman dan senang untuk berkunjung kembali.
 
Pada dasarnya, pemasaran usaha sangatlah penting, untuk itu lakukan promosi usaha secara total baik dari mulai dibuka sampai usaha makanan sudah dapat berjalan, lakukan terus promosi dan pemasaran secara terus menerus. Jika perlu sisihkan 5 – 10 % omzet untuk biaya promosi dan pemasaran usaha.
 
 
8. Penyusunan Proposal Makanan
        Dewasa ini jumlah pengangguran semakin meningkat. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan keinginan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menjadi peluang bisnis yang potensial. Padahal sesungguhnya jika sumber daya yang ada di lingkungan sekitar dimanfaatkan secara maksimal dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru yang secara tidak langsung dapat meningkatkan tingkat ekonomi keluarga dan masyarakat.
 

         Banyak jenis makanan yang bisa dibuat dan memiliki daya jual yang cukup tinggi. Seseorang yang akan memulai usaha makanan sebaiknya membuat perencanaan yang disusun dalam sebuah proposal. Isi proposal meliputi penjelasan tentang :
a. Visi dan misi
b. Tujuan kegiatan usaha
c. Maksud kegiatan usaha
d. Profl usaha makanan khas daaerah
e. Strategi pasar
1) Segmenting
    Segmenting pasar adalah dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan di capai, produk yang dibuat adalah produk yang dapat di nikmati oleh berbagai kalangan dari masyarakat dengan tingkatan berbeda, anak anak hingga orang dewasa.
2) Targeting
    Target pasar adalah pada kalangan masyarakat setempat pengguna produk.
3) Positioning
    Positioning adalah inovasi dengan cara menambahkan bahan baru yang membedakan makanan ini dengan makanan sejenis yang ada sehingga tampilan lebih menarik rasa lebih unggul dan kualitas sangat baik, sehingga konsumen dapat mengenali dengan mudah produk yang dibuat.
f. Analisis SWOT sebagai Kelayakan Usaha Yaitu sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha.
    g. Proses Produksi yaitu penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan dalam membuat produk mulai dari persiapan, proses pembuatan hingga penyajian atau pengemasan produk.
 
 

 
 

Materi di atas dapat diunduh DISINI


 
 
Sumber :
Prakarya dan Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK  Kelas XI Semester 1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2017.
Media lain yang relevan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama