PERHITUNGAN BIAYA


PERHITUNGAN BIAYA




Materi Pendukung PKWU Fase F 
Aspek Pengolahan
MAN Kota Surabaya



Oleh : Teguh Koestantiningsih, S.Pd.


__________________________________________________________________

PERHITUNGAN BIAYA


Perencanaan usaha yang baik sangat diperlukan agar usaha yang dijalankan dapat berhasil dengan gemilang. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha, lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya. Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan, termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional, sampai Harga Pokok Produksi, kemudian penentuan besaran margin sehingga bisa ditentukan berapa besar harga jualnya. 

Biaya yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi, yaitu biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/ gedung, dll), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama, bahan tambahan maupun bahan kemasan. 

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. 
Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga pokok produksi suatu produk. Kuantitas produk sangat memengaruhi harga pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efesiensi akan semakin bisa ditekan, dan harga pokok produksi yang didapatkan akan semakin kecil. 
 

Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan atas biaya overhead tetap, yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menentukan Harga Pokok Produksi (HPP). Harga Pokok Produksi (HPP) dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harga Jual Produk (HJP) diawali dengan penetapan HPP/unit dari setiap produk yang dibuat. HPP/unit adalah HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. 

Misalnya pada satu kali produksi dengan biaya Rp.5.000.000,- dihasilkan 250 buah produk, HPP/ unit adalah Rp.5.000.000,- dibagi dengan 250, yaitu Rp20.000,- Harga jual adalah HPP ditambah dengan laba yang diinginkan. Jika misalnya ditentukan margin keuntungan 30%, harga jualnya adalah HPP + (30% x HPP).

Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand Approach) 
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. 
2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach) 
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis. 
3. Pendekatan Pasar (Market Approach) 
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya dan lain-lain. Setelah dapat ditentukan harga pokok produksi (HPP), maka dapat ditentukan harga jual. Harga jual ini ditentukan dengan mempertimbangkan juga harga competitor dan besaran margin yang ingin diraih oleh perusahaan. Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. 
 

Setelah mengetahui cara menentukan harga pokok produksi dan harga jual, komponen tersebut bisa dimasukkan ke dalam sebuah proposal lengkap suatu usaha, atau biasa disebut proposal bisnis (business plan).

Dengan demikian dapat disimpulkan :
1. Investasi Alat dan Mesin 
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. 
2. Biaya Tidak tetap (Variabel) 
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. 
3. Biaya Tetap 
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. 
4. Total Biaya 
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. 
5. Harga Pokok Produksi (HPP) 
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. 
6. Harga Jual 
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan. 
7. Penerimaan Kotor 
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. 
8. Pendapatan Bersih (Laba) 
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya. 


 
Strategi Menetapkan Harga Jual
Menentukan harga jual produk yang paling sesuai dan tepat tidaklah mudah untuk wirausawan yang baru memulai usahanya. Harga jual sangat berkaitan dengan tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang ditetapkan. Jika menetapkan harga terlalu mahal, dikhawarirkan pelanggan akan tidak jadi membeli produk. Sedangkan jika menjual produk terlalu murah, maka akan menghasilkan laba dengan tingkat yang rendah. Menentukan harga jual yang asal-asalan akan meningkatkan resiko kerugian. Oleh karena itu, ketika akan menetapkan harga jual produk perlu melakukan suatu perhitungan yang matang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan harga jual suatu produk. Hal-hal yang harus diperhatikan di antaranya adalah faktor pelanggan, pesaing, biaya dan juga kemanfaatan untuk usaha. Faktor-faktor tersebut dijelaskan di bawah ini. 
a. Pelanggan
Pelanggan merupakan prioritas utama dalam usaha, jadi pastikan bahwa harga jual yang ditetapkan akan dapat di terima oleh pelanggan. Pelanggan akan dengan senang hati membeli produk yang ditawarkan jika harga yang diberikan terjangkau dan kualitas barang pun berbanding lurus dengan kualitas barang. 
b. Pesaing
Pastikan bahwa harga jual produk dapat bersaing dengan harga jual produk pesaing. Perhatikan tingkat keuntungan. Jangan mengambil keuntungan yang terlalu besar karena akan menyebabkan harga jual terlalu mahal. Ada baiknya menurunkan tingkat keuntungan sehingga harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan harga yang ditetapkan dengan pesaing. 
c. Biaya
Pastikan harga jual produkyang di tetapkan dapat menutup biayabiaya yang telah terjadi. Ini artinya harus benar-benar jeli dan teliti dalam menghitung biaya yang terjadi, pastikan bahwa tidak ada biaya yang tidak dimasukkan dalam perhitungan. Jika saja ada biaya yang tidak terhitung, akan menyebabkan harga yang tidak tepat, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan, bahkan akan menyebabkan kerugian. 
d. Kemanfaatan untuk usaha
Harga jual yang ditetapkan di nilai pantas jika harga dapat memberikan keuntungan yang di harapkan. Seandainya saja keuntungan yang diharapkan dapat tercapai, akan mempermudah dalam mengembangkan usaha yang sudah dirintis. 


Menentukan harga jual produk yang tepat perlu mendapat perhatian yang serius dalam memulai usaha. Jika harga yang ditetapkan terlalu mahal, keuntungan banyak tapi konsumen sedikit, demikan pula jika sebaliknya. Untuk itu, para wirausahawan harus jeli dalam menetapkan harga jual. Perlu strategi yang jitu dalam menentukan harga jual. Ada beberapa strategi dalam menentukan  harga  sehingga  harga yang ditawarkan masuk di akal para pembeli yaitu : 
a. Menentukan harga jual berdasarkan biaya produksi Cara ini sangat mudah dan paling disenangi oleh para wirausahawan. Caranya hanya dengan menghitung berapa total biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan margin keuntungan yang diinginkan, maka itulah harga jual produk tersebut. Contoh, misalkan harga pokok produksi sebesar Rp 20.000,-. Kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan misalnya sekitar 20%, maka harga jual produk tersebut Rp 20.000 + (Rp 20.000 x 20%) = Rp 24.000,- 
b. Menentukan harga jual berdasarkan kompetisi 
Cara kedua ini biasa dipakai oleh wirausahawan yang baru mau memulai usaha. Cara ini dilakukan dengan membandingkan harga jual kompetitor sebelum memutuskan untuk menetapkan harga jual produknya. Biasanya harga jual produk baru lebih murah dari produk sejenis yang telah ada sebelumnya. Meski lebih murah, biasanya tetap mendapat keuntungan. Bedanya, margin keuntungan yang didapat lebih sedikit dibanding kompetitor. Pada beberapa kasus, ada juga wirausahawan yang berani rugi saat menerapkan strategi harga jual berdasar kompetisi ini. Namun jika modal yang kita miliki paspasan jangan pernah menerapkan strategi ini. Karena, tentu saja usaha akan merugi jika menerapkan strategi kompetisi. Berbeda halnya jika modal yang dimiliki cukup besar. Tak menjadi masalah jika berprinsip rugi di awal usaha, karena selanjutnya bisa untung terus. 
c. Menentukan harga jual berdasar tujuan khusus 
Strategi terakhir, dengan menggunakan pendekatan tujuan khusus. Yakni, tujuan apa yang ingin dicapai dari harga jual tersebut. Apakah sekedar meningkatkan jumlah penjualan, atau mendongkrak image produk, atau karena hal lain. 

 


Materi di atas dapat diunduh DISINI


Sumber :
Prakarya dan Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK  Kelas XI Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2017.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama