PENGEMASAN
https://koestanti.madrasah.id/2023/07/pengemasan1.html
PACKAGING/ PENGEMASAN
Materi
Pendukung PKWU Fase F
Aspek
Pengolahan
MAN
Kota Surabaya
Oleh
: Teguh Koestantiningsih, S.Pd.
_________________________________________________
PACKAGING/ PENGEMASAN
Packaging atau yang dikenal
dengan pengemasan memiliki fungsi yang sangat penting. Disamping melindungi
produk, juga memberikan informasi yang diperlukan bagi konsumen. Sebelum
membahas mengenai kemasan, ada baiknya mengenal berbagai jenis penyimpanan
makanan agar bentuk atau ragam kemasan yang diperlukan dapat dipilih secara
optimal.
Penyimpanan
Produk Makanan
1. Penyimpanan
makanan yang belum digoreng :
a. Simpanlah makanan ditempat kering dengan suhu
ruangan.
b. Usahakan simpan makanan ditempat yang tertutup.
c. Jangan
diletakkan makanan tumpang tindih dengan barang berat karena akan merusak
bentuk makanan.
2. Penyimpanan
makanan yang sudah digoreng :
a. Setelah
digoreng, keringkan makanan agar minyaknya terpisah. Setelah dingin masukan
kedalam toples food grade agar aman. Pastikan kondisi toples tertutup rapat
sehingga makanan akan lebih tahan lama.
b. Tutuplah
makanan dalam kondisi sudah dingin. Makanan yang disimpan dalam kondisi panas
akan cepat basi.
c. Masukkan
makanan dalam tempat yang tertutup rapat. Makanan yang dibiarkan terbuka
teksturnya akan lebih mudah menjadi keras.
3. Penyimpanan
produk makanan basah :
Simpanlah
produk di dalam lemari es karena produk tanpa bahan pengawet buatan, hanya sekitar kurang dari 1 hari dapat dinikmati.
4. Penyimpanan produk makanan berkuah :
a. Pisahkan isi
dari kuahnya.
b. Panaskan
kuah kurang lebih 6 jam sekali
Setelah mengenal berbagai
macam teknik penyimpanan makanan sekarang marilah mengenal tentang bahan kemas
dan teknik pengemasan agar kemasan yang dibuat benar-benar dapat berfungsi
dengan baik dan melindungi produk.
1. Bahan Kemas Olahan
Makanan Internasional
Kemasan adalah kegiatan penempatan
produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan
oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen. Kemasan yang dibuat haruslah
dapat menjaga mutu produk hingga sampai ke tangan konsumen. Banyak faktor yang
mempengaruhi mutu produk ketika mencapai konsumen seperti kondisi bahan mentah,
metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Fungsi perlindungan produk menjadi
perhatian penting bagi wirausahawan makanan internasional ketika menentukan
bahan kemasan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Kemampuan
atau daya
membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan,
distribusi, penyimpanan dan penyusunan ataupun penumpukan.
b. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai
risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/
dingin,
sinar/ cahaya matahari, bau asing, benturan/ tekanan
mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
c. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen.
Dalam hal ini identifkasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan
keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
d. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam
memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
e. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai
dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau
dicetak.
Dengan adanya persyaratan yang harus
dipenuhi kemasan tersebut maka wirausahawan makanan internasional memiliki
dasar pertimbangan dalam memilih bahan baku kemasan, desain kemasan dan jenis
kemasan. Dalam rangka memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan
harus memiliki sifat-sifat :
a.
Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas
lainnya).
b. Bersifat non toksik dan inert (tidak bereaksi
dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan
cita rasa produk yang dikemas.
c.
Kedap air (mampu menahan air atau
kelembaban udara sekitarnya).
d.
Kuat dan tidak mudah bocor.
e.
Relatif tahan terhadap panas.
f.
Mudah dikerjakan secara massal dan
harganya relatif murah.
Cara-cara pengemasan berhubungan erat
dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya
pengemas harus memberikan kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung
bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat mempengaruhi kualitas isi kemasan
maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan
beberapa hal antara lain:
a. Frekuensi Pemakaian
1) Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu
kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus
plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2) Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi
Trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap.
Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen akan tetapi
dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh
pabrik.
3) Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable).
Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen
setelah dipakai dan digunakan untuk penyimpanan bahan makanan atau jenis
makanan yang lain.
b. Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau
kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan
atas :
1) Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung
mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).
2) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi
utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton
untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus,
keranjang tempe, dan sebagainya.
3) Kemasan tersier dan kuarterner, yaitu apabila
masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier.
Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
c. Sifat kekakuan bahan kemas
1) Kemasan fleksibel, yaitu
bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.
2) Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat
keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya
kayu, gelas dan logam.
3) Kemasan semi kaku/
semi
fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki
sifatsifat antara kemasan feksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik
(susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
d. Sifat perlindungan terhadap lingkungan
1) Kemasan hermetis, yaitu wadah yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
2) Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak
bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok
untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan
yang difermentasi.
3) Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan
untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi maupun
pasteurisasi.
e. Tingkat kesiapan pakai
1) Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap
untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik.
Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng dan sebagainya.
2) Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah
lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian,
misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder feksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.
3) Kemasan
fleksibel.
2.
Teknik Pengemasan Makanan Internasional
Pengemasan merupakan sistem yang
terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemasan produk makanan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat setiap
harinya. Hampir setiap kegiatan berbelanja pasti menggunakan kemasan. Bahkan
untuk menyimpan makanan di rumah pun masyarakat tidak dapat terlepas dengan
kemasan. Untuk itulah, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam memilih sebuah
kemasan produk yang sehat dan aman terutama untuk makanan.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai
sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan
bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke
dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya sudah banyak inovasi
dalam bentuk maupun bahan pengemas. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi
selalu dilakukan oleh para produsen kemasan. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu,
bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
Seiring dengan berkembangnya berbagai
bahan untuk membuat kemasan produk makanan, sekarang ini keamanan kemasan
produk mulai diperhatikan oleh konsumen, terlebih lagi sekarang ini gaya hidup
sehat telah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat tidak
hanya memilih bahan baku yang digunakan untuk membuat menu makanan, namun
kemasan produk sehat dan aman, jadi pilihan konsumen.
Agar kemasan produk khususnya makanan
dapat berfungsi dengan baik, maka bahan membuat kemasan produk makanan
seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut
:
a. Tidak
beracun
b. Kedap udara
c. Kedap air
d. Mudah dibuka
dan ditutup
e. Anti mikroba
f. Mudah
dibuang
g. Mencegah
kebocoran produk
h. Tidak
merusak lingkungan
i. Cocok dengan
produk yang dikemas
j. Memenuhi
kebutuhan ukuran, berat dan juga bentuk
Penggunaan plastik
sebagai wadah makanan atau minuman serta benda pendukung lainnya tentu sudah
tak asing lagi. Perhatikanlah, di bagian bawah wadah plastik,
terdapat kode-kode yang memiliki arti penting. Kode plastik ini memberikan
informasi mengenai jenis bahan yang digunakan, kemungkinan daur ulang, serta
dampaknya terhadap lingkungan. Dengan memahami kode-kode ini, kita dapat
membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam penggunaan plastik dan menjaga
keberlanjutan lingkungan.
Kode angka di plastik dapat menjadi
petunjuk peruntukan sebuah produk. Jika penggunaannya tepat, tentu meminimalkan
risiko kesehatan akibat penggunaan wadah plastik yang keliru. Plastik
terdiri dari senyawa polimer yang tidak larut dalam makanan atau minuman. Akan
berbahaya jika polimer terurai menjadi monomer dalam proses pemanasan atau
pencucian wadah plastik. Polimer yang meleleh akan menghasilkan zat
karsinogenik penyebab kanker. Itu sebabnya, penting
untuk cermat dalam memilih produk kemasan berbahan
plastik.
Arti dari kode-kode tersebut dapat dilihat di :
Timbulnya
kepedulian para konsumen terhadap keamanan kemasan produk tersebut, maka pelaku
bisnis yang bergerak di bidang bisnis kuliner atau makanan harus menyediakan
serta menggunakan kemasan produk yang sehat dan aman sesuai standar kemasan
pangan dari pemerintah. Dengan kepedulian dari konsumen, produsen dan pelaku
bisnis kuliner dalam menyediakan dan menggunakan kemasan produk yang sehat dan
aman diharapkan bisa menjadi sebuah peningkatan yang baik dalam dunia bisnis
kuliner di tanah air. Pelaku bisnis juga harus selalu mengutamakan kesehatan.
Jadi dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner, pelaku bisnis tidak hanya
mementingkan keuntungan dan kualitas produk semata, akan tetapi sisi kesehatan
juga perlu diperhatikan.
Makanan
internasional biasanya menggunakan kemasan yang sudah dibuat secara modern.
Fungsi kemasan pun lebih ditekankan pada kenyamanan dan kemudahan untuk dibawa.
Bahan yang digunakan biasanya ramah lingkungan namun dapat tahan dalam jangka
waktu lama. Namun, di beberapa rumah makan bahan makanan tradisional asli dari
negaranya pun banyak digunakan. Bahkan kemasan ini memiliki arti tersendiri
sesuai dengan event pembuatannya.
Sumber :
Prakarya dan
Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas XI
Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Materi di atas dapat diunduh