PENGEMASAN

 
PACKAGING/ PENGEMASAN
 
 


 
 
Materi Pendukung PKWU Fase F
Aspek Pengolahan
MAN Kota Surabaya
 
 
 
 
Oleh : Teguh Koestantiningsih, S.Pd.
 

_________________________________________________

 
PACKAGING/ PENGEMASAN
 
 
        Packaging atau yang dikenal dengan pengemasan memiliki fungsi yang sangat penting. Disamping melindungi produk, juga memberikan informasi yang diperlukan bagi konsumen. Sebelum membahas mengenai kemasan, ada baiknya mengenal berbagai jenis penyimpanan makanan agar bentuk atau ragam kemasan yang diperlukan dapat dipilih secara optimal.
 
Penyimpanan Produk Makanan
1. Penyimpanan makanan yang belum digoreng :
a. Simpanlah makanan ditempat kering dengan suhu ruangan.
b. Usahakan simpan makanan ditempat yang tertutup.
c. Jangan diletakkan makanan tumpang tindih dengan barang berat karena akan merusak bentuk makanan.
 
2. Penyimpanan makanan yang sudah digoreng :
a. Setelah digoreng, keringkan makanan agar minyaknya terpisah. Setelah dingin masukan kedalam toples food grade agar aman. Pastikan kondisi toples tertutup rapat sehingga makanan akan lebih tahan lama.
b. Tutuplah makanan dalam kondisi sudah dingin. Makanan yang disimpan dalam kondisi panas akan cepat basi.
c. Masukkan makanan dalam tempat yang tertutup rapat. Makanan yang dibiarkan terbuka teksturnya akan lebih mudah menjadi keras.
 
3. Penyimpanan produk makanan basah :
    Simpanlah produk di dalam lemari es karena produk tanpa bahan pengawet buatan, hanya sekitar kurang dari 1 hari dapat dinikmati.
 
4. Penyimpanan produk makanan berkuah :
a. Pisahkan isi dari kuahnya.
b. Panaskan kuah kurang lebih 6 jam sekali
 

 
        Setelah mengenal berbagai macam teknik penyimpanan makanan sekarang marilah mengenal tentang bahan kemas dan teknik pengemasan agar kemasan yang dibuat benar-benar dapat berfungsi dengan baik dan melindungi produk.
 
1. Bahan Kemas Olahan Makanan Internasional
        Kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen. Kemasan yang dibuat haruslah dapat menjaga mutu produk hingga sampai ke tangan konsumen. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu produk ketika mencapai konsumen seperti kondisi bahan mentah, metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Fungsi perlindungan produk menjadi perhatian penting bagi wirausahawan makanan internasional ketika menentukan bahan kemasan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Kemampuan atau daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan ataupun penumpukan.
b. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/ dingin, sinar/ cahaya matahari, bau asing, benturan/ tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
c. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifkasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
d. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
e. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
 

         Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka wirausahawan makanan internasional memiliki dasar pertimbangan dalam memilih bahan baku kemasan, desain kemasan dan jenis kemasan. Dalam rangka memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
a. Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
b. Bersifat non toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
c. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
d. Kuat dan tidak mudah bocor.
e. Relatif tahan terhadap panas.
f. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.

Cara-cara pengemasan berhubungan erat dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat mempengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:
    a. Frekuensi Pemakaian
    1) Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
    2) Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
    3) Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai dan digunakan untuk penyimpanan bahan makanan atau jenis makanan yang lain.
 
    b. Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
    1) Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).
    2) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
    3) Kemasan tersier dan kuarterner, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
 
    c. Sifat kekakuan bahan kemas
    1) Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.
    2) Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas dan logam.
    3) Kemasan semi kaku/ semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifatsifat antara kemasan feksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
 
    d. Sifat perlindungan terhadap lingkungan
    1) Kemasan hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
    2) Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
    3) Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi maupun pasteurisasi.
 
    e. Tingkat kesiapan pakai
    1) Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng dan sebagainya.
    2) Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder feksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
    3) Kemasan fleksibel.
 

 
2. Teknik Pengemasan Makanan Internasional
        Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemasan produk makanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat setiap harinya. Hampir setiap kegiatan berbelanja pasti menggunakan kemasan. Bahkan untuk menyimpan makanan di rumah pun masyarakat tidak dapat terlepas dengan kemasan. Untuk itulah, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam memilih sebuah kemasan produk yang sehat dan aman terutama untuk makanan.
 
        Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dilakukan oleh para produsen kemasan. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu, bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
 
        Seiring dengan berkembangnya berbagai bahan untuk membuat kemasan produk makanan, sekarang ini keamanan kemasan produk mulai diperhatikan oleh konsumen, terlebih lagi sekarang ini gaya hidup sehat telah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat tidak hanya memilih bahan baku yang digunakan untuk membuat menu makanan, namun kemasan produk sehat dan aman, jadi pilihan konsumen.
        
        Agar kemasan produk khususnya makanan dapat berfungsi dengan baik, maka bahan membuat kemasan produk makanan seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Tidak beracun
b. Kedap udara
c. Kedap air
d. Mudah dibuka dan ditutup
e. Anti mikroba
f. Mudah dibuang
g. Mencegah kebocoran produk
h. Tidak merusak lingkungan
i. Cocok dengan produk yang dikemas
j. Memenuhi kebutuhan ukuran, berat dan juga bentuk
 
        Penggunaan plastik sebagai wadah makanan atau minuman serta benda pendukung lainnya tentu sudah tak asing lagi. Perhatikanlah, di bagian bawah wadah plastik, terdapat kode-kode yang memiliki arti penting. Kode plastik ini memberikan informasi mengenai jenis bahan yang digunakan, kemungkinan daur ulang, serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan memahami kode-kode ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam penggunaan plastik dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
 
        Kode angka di plastik dapat menjadi petunjuk peruntukan sebuah produk. Jika penggunaannya tepat, tentu meminimalkan risiko kesehatan akibat penggunaan wadah plastik yang keliru. Plastik terdiri dari senyawa polimer yang tidak larut dalam makanan atau minuman. Akan berbahaya jika polimer terurai menjadi monomer dalam proses pemanasan atau pencucian wadah plastik. Polimer yang meleleh akan menghasilkan zat karsinogenik penyebab kanker. Itu sebabnya, penting untuk cermat dalam memilih produk kemasan berbahan plastik.
 

 
Arti dari kode-kode tersebut dapat dilihat di :


        Timbulnya kepedulian para konsumen terhadap keamanan kemasan produk tersebut, maka pelaku bisnis yang bergerak di bidang bisnis kuliner atau makanan harus menyediakan serta menggunakan kemasan produk yang sehat dan aman sesuai standar kemasan pangan dari pemerintah. Dengan kepedulian dari konsumen, produsen dan pelaku bisnis kuliner dalam menyediakan dan menggunakan kemasan produk yang sehat dan aman diharapkan bisa menjadi sebuah peningkatan yang baik dalam dunia bisnis kuliner di tanah air. Pelaku bisnis juga harus selalu mengutamakan kesehatan. Jadi dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner, pelaku bisnis tidak hanya mementingkan keuntungan dan kualitas produk semata, akan tetapi sisi kesehatan juga perlu diperhatikan.

        Makanan internasional biasanya menggunakan kemasan yang sudah dibuat secara modern. Fungsi kemasan pun lebih ditekankan pada kenyamanan dan kemudahan untuk dibawa. Bahan yang digunakan biasanya ramah lingkungan namun dapat tahan dalam jangka waktu lama. Namun, di beberapa rumah makan bahan makanan tradisional asli dari negaranya pun banyak digunakan. Bahkan kemasan ini memiliki arti tersendiri sesuai dengan event pembuatannya.
 



Materi di atas dapat diunduh
DISINI


 
Sumber :
Prakarya dan Kewirausahaan SMA/ MA/ SMK/ MAK  Kelas XI Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  2017.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama